“Apa itu cinta?”,kalimat ini keluar dari seorang siswi SMA kelas X yang dalam hidupnya merasa tidak pernah merasakan cinta pada masa mudanya. Siswi ini bernama Ayu Nirmala Tari(biasa di panggil Tari) dan dia adalah seorang siswi yang pintar dan sangat bersemangat, seorang yang disiplin dan dapat di andalkan. Namun seperti yang dia katakan, dia tak pernah merasakan jatuh cinta atau kasmaran kepada seorangpun. Sejak dia lulus SMP, dia tak pernah memikirkan “Apa itu cinta ?” atau hal-hal lain yang dia rasa mengganggu pelajaran di sekolahnya. Begitu seriusnya dia dalam pelajaran membuat dia melupakan istirahat dan kesenangan dalam hidupnya. Sampai seorang sahabat baiknya di SMP yang bernama Sella menasehatinya untuk tidak melupakan kesehatan,istirahat dan rekreasi yang tidak kalah pentingnya. Tapi keseriusan Tari dalam pelajarannya sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk di lepas dari hidupnya, sampai suatu ketika Dia harus di bawa ke rumah sakit karena pingsan dan mengalami kejang-kejang saat sedang mengerjakan tugas di sekolah.
“Anda harus bersyukur karena Tari masih bisa selamat, Bu. Kebanyakan kasus seperti ini sudah memakan banyak korban. Tari tidak boleh memaksakan diri dalam pelajarannya, apa lagi smapai lupa makan. Dia untuk beberapa saat harus beristirahat total tanpa melakukan pekerjaan berat apapun dan Ibu harus mengawasinya.”, kata Dokter yang menangani Tari kepada Ibunya
“Baik dok, saya juga sudah khawatir dengan keadaannya dan akan saya pastikan bahwa di SMA nanti, dia tidak akan terlalu memaksakan diri lagi. Trima Kasih dokter”, jawab Ibu Tari sambil mohon diri melihat anaknya di ruangannya.
Tari beristirahat selama 1 bulan untuk pulih kembali dan saat pulih, dia masuk ke salah satu SMA Negeri di kotanya yaitu SMA Negeri 4. Di sana, seperti saran dokter, dia tidak terlalu memaksakan diri lagi dan mulai memikirkan hal-hal lain selain pelajarannya. Itulah sebabnya mengapa dia bertanya-tanya “Apa itu Cinta ?”. Di SMA Negeri 4 juga dia mendapat sahabat-sahabat baru yang juga pintar namun sangat ceria dan sering membuatnya tertawa. Di sanapun dia tetap belajar dengan serius dan bersaing sehat dengan teman-temannya.
Dia merupakan Ketua kelas di Kelas X R yang merupakan kelas unggulan. Di SMA N 4 memang menggunakan huruf untuk membedakan kelas X yang satu dan yang lain. Dia sangat disiplin dan tertib, tapi bagaimanapun dia tetap tidak boleh terlalu berlebihan.
. Sebagai ketua kelas dia sangat di segani dan di hormati teman-temannya tapi tidak sedikit juga siswa yang membenci dan memusuhinya. Mereka menganggap Tari terlalu sombong dan menyebalkan. Hari-harinya di sekolah dia jalani dengan semangat walaupun banyak masalah. Dia kemudian terpilih menjadi anggota OSIS di SMA N 4 dan menjadi sangat sibuk dan bahkan hampir lupa kalau dia tidak boleh berlebihan. Untunglah Sahabat-sahabat dekatnya mengingatkannya kembali. Namun parahnya, di kelasnya, dia mendapat banyak masalah dari teman kelasnya dan sebagai ketua kelas, dia selalu di salahkan. Betapa capeknya dia mengatur teman-temannya di kelas. Sampai akhirnya pada suatu saat, ketika terjadi masalah perkelahian di kelasnya dia kembali pingsan karena capeknya namun kali ini tidak terlalu parah dan dia tidak perlu di bawa ke rumah sakit.
Saat sadar, Tari sudah berada di ruang UKS.
“Di mana aku? Apa yang terjadi? “, tanya Tari lemas pada teman-temannya yang sudah ada di ruang UKS
“Kamu pingsan dan sekarang ada di ruang UKS. Katanya kamu terlalu capek sehingga kesadaranmu hilang”, jawab sahabat Tari
“Aku harus kembali ke kelas. Bagaimana dengan perkelahian yang terjadi di kelas ? Aku harus menyelesaikan masalah ini.”, sahut Tari sambil berusaha bangkit dari tempat tidur namun tidak mampu.
“Sudahlah, wakil ketua kelas telah mengurusnya, kamu istirahat saja di sini”, jawab salah satu temannya.
Setelah kejadian itu, banyak teman-teman kelas Tari yang berhenti membuat masalah. Mereka sadar bahwa suatu kelas sangat membutuhkan kerja sama. Dan seiring waktu kelas itupun semakin kompak.
Tari yang sudah pulihpun sudah tidak terlalu keras mengerjakan tugasnya. Saat semua masalah selesai, muncul kembali pertanyaan yang pernah dia tanyakan pada dirinya sendiri. “Apa itu cinta?”. Namun saat dia merenung tentang hal itu, teringatlah dia saat pertama kali mendaftar di SMA N 4. Dia teringat pada saat dia masih di kelasnya yang lama yaitu kelas X D, sebelum pembagian kelas berdasarkan nilai pelajaran dilakukan. Saat teringat kenangan itu, teringat juga suatu kejadian di mana dia mendengar suara seorang siswa yang begitu tegas berani menegur teman-teman kelasnya untuk tidak terlalu ribut di dalam kelasnya yang lama, namun dia tak mengenal siapa siswa tersebut.
“Tari, ayo kita ke kantin! Aku sudah lapar nih.”,sahut salah satu teman Tari
Taripun terkaget dan berkata,”Ah, kamu. Mengangetkan aku saja.”
“Habis aku sudah lapar sih.”,jawab temannya
“Ya sudahlah, ayo kita pergi”,kata Tari sambil berjalan ke luar.
Setelah kembali ke kelas, Tari memikirkan hal yang sama lagi sampai dia mendengar suara tertawaan dan anehnya, suara ini sama seperti suara tegas seorang siswa yang pernah di dengaranya saat di kelasnya dahulu. Saat dia melihat siswa tersebut, bertanyalah dia dalam hati.
“Siapakah gerangan siswa ini, apa dia adalah siswa yang sama yang dahulu pernah berbicara dengan tegas di kelas lamaku ?”
Setelah Tari bertanya pada temannya, tahulah dia bahwa nama siswa tersebut adalah Firman ramsyid ardian yang biasa di panggil Irman. Saat itu temannya berkata bahawa Irman ini sangatlah pintar dan juga berani meskipun dia mempunyai sifat yang agak nakal. Taripun merasa bahwa dia mempunyai saingan yang kelihatannya hebat karena sebelumnya, dia tidak terlalu memperhatikan Irman ini. Dan mulai saat itu dia mempunyai perasaan yang aneh yang dia sendiri tidak mengerti apa itu.
Hari-hari berlalu namun perasaan ini tidak menghilang dan bahkan menjadi bertambah apalagi setelah beberapa peristiwa yang dia alami di kelas.
Pernah suatu kali, Tari ingin meminjam catatan temannya yang bernama Anto karena Tari pernah sakit dan tidak masuk sekolah.
“Hai Anto, bisakah aku meminjam catatan mu yang berisi Tabel Periodik Unsur pada pelajaran Kimia ?”,tanya Tari
“Oh, aku minta maaf Ri, aku tak membawa buku catatan Kimiaku, Tapi jika kau mau, kau dapat meminjam buku catatan Kimia ini yang di dalamnya sudah di gambar Tabel itu”,jawab Anto sambil menyodorkan buku yang dia bilang.
“Wow, Tulisan yang sangat bagus. Bahkan lebih bagus dari punyaku. Buku punya siapa ini ?”, tanya Tari lagi sambil terkagum-kagum
“Itu punya si Irman. Dia memang mempunyai tulisan yang bagus dan otak yang pintar”, jawab Anto
“Hmmm… Baiklah tolong bilang kepadanya bahwa aku sedang meminjam bukunya ya?”
“Okelah !”
“Trimakasih.”,sahut Tari sambil segera beranjak
Perasaannya yang aneh itupun muncul lagi dan Tari ingin mengetahui apa itu.
“Apa ini yang di bilang jatuh cinta? Ah,sudahlah. Aku tidak boleh terlalu memikirkannya.”,pikir Tari dalam hati, namun semakin dia mencoba melupakan perasaan itu, semakin perasaan itu membuatnya ingin mencari tahu.
Haripun berlalu lagi, sampai saat dimana akan di adakan lomba kebersihan kelas dan mengharuskan Tari serta teman-temannya mengecat kelas mereka, kelas X R. Di saat akan mengecat, terjadi sedikit masalah. Ternyata, warna cat yang di beli tidak sesuai dengan warna cat yang sudah di tentukan untuk di gunakan. Namun hal itu tidak mengurungkan niat dari kelas X R untuk mengecat kelas mereka. Kerjasama yang baik yang telah mereka bangun sangat berguna di saat itu, dan akhirnya pengecatan di lanjutkan.
Tari sebagai ketua kelas memantau para pekerja dan karena bosan, dia melakukan hal yang bisa di bilang di luar dari kebiasaannya. Diapun bercanda dengan teman-temannya dengan mengoleskan cat pada muka mereka. Merka yang juga ingin bercanda ria membalas dengan mengoleskan cat pada muka Tari. Tari yang tidak terima pun membalasnya lagi dan secara sengaja, dia mengoleskan cat pada muka Irman yang sedang mengecat. Irmanpun ingin membalasnya namun Tari sudah lari keluar dari kelas, karena tidak terima, Irmanpun mengejar Tari sampai dapat dan pada saat itu Tari merasakan rasa senang yang tidak biasa dan perasaan aneh yang ada dalam dirinyapun muncul kembali. Hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Tari. Dia tak pernah berhenti memikirkan perasaan aneh apa yang muncul itu dan akhirnya dia tahu bahwa dia sedang jatuh cinta. Sedang asyik memikirkan hal tersebut, Tari mendapatkan SMS dan yang mengirimkan SMS tersebut adalah orang yang tidak di sangka-sangka oleh Tari. Ya, yang mengirim SMS itu adalah Irman.
“Selamat malam Tari, ini dengan Irman. Aku mau nanya, besok ada PR apa ya? Trimakasih”,bunyi SMS itu
Betapa bahagianya Tari mendapatkan SMS itu, tapi timbul rasa takut kalau-kalau dia terlalu ke GeEran sehingga dia hanya membalas SMS itu dengan jawaban yang biasa dan singkat agar tidak menimbulkan kecurigaan. Pada Malam Hari berikutnya, Tari kembali mendapatkan SMS dari Irman.
“Selamat malam Tari. Kamu lagi ngapain ? Besok ada PR apa ya ? Trimakasih. Maaf mengganggu.”
Taripun kembali membalas SMS itu dengan gaya yang biasa agar tidak mencurigakan, tapi dia juga senang karena bisa “SMS-an” bersama orang yang dia sukai. Ke esokan harinya, hal yang sama terjadi. Namun kali ini ada hal yang kurang dia mengerti. Isi SMSnya :
“Selamat malam say, Lagi ngapain nih ? Maaf kalau mengganggu. Trims’.”
“Say? Apa maksdunya? Apa artinya sayang? Ah, aku tak boleh ‘Ke GeEran’. Biar nanti aku selidiki sajalah”, pikir Tari dalam hati
Ke esokan harinya Tari menemui teman siswi yang dekat dengan Irman dan namanya adalah Maria.
“hai Maria, bolehkah aku meminta tolong padamu?”, tanya Tari
“Hai Tari, boleh. Pertolongan apa?”, jawab Maria
“Begini, kemarin malam Irman mengirim SMS padaku dan pada kalimat ‘Selamat malam’ ada kata ‘Say’. Menurutmu artinya apa?”
“Hmmn… Memang sih aneh, tapi aku yakin artinya adalah saying atau nama panggilan untuk orang yang dekat atau dapat pula panggilan untuk orang yang di sukai. Tapi aneh sekali dia mengirimnya padamu.”, sahut Maria
“Itu juga yang ku pikirkan. Aku ingin meminta bantuanmu. Bisakah sebentar malam, kamu SMS dia dan mengucapkan selamat malam. Aku ingin tau apakah dia akan membalas dengan kata say atau tidak. Bisakan?”
“Oke, aku bisa. Tenang saja.”, jawab Maria
“Trimakasih.”, sahut Tari
Pada malam harinya, Maria mengirim SMS pada Irman tapi saat Irman menjawab, tidak ada kata-kata “say” atau yang sejenisnya. Maria mencoba mengirim SMS lagi dan hasilnya tetap sama. Ke esokan harinya saat di sekolah, Maria memberi tahu Tari tentang hal itu.
“Tar, aku sudah melakukan seperti yang kau minta namun, Irman tidak membalasnya dengan “say” atau kata-kata yang lain dan selama aku menjadi sahabatnya, tak pernah dia mengatakan “say” kepadaku”,kata Maria pada Tari
“Hmmm… Kamu sudah mencobanya lagi ?”, tanya Tari
“Sudah dan hasilnya tetap sama. Mungkin, Irman menyukaimu !”, sahut Maria
Saat mendengar hal itu, Tari sangat kaget namun senang karena dia merasa, orang yang dia sukai juga menyukainya tetapi juga khawatir kalau hal itu hanya “ke GeErannya saja”.
“Wahh… Gimana ya? Apa yang harus aku lakukan?”, tanya Tari pada Maria
“Begini saja, aku akan coba Tanya padanya lewat SMS siapa siswi yang dia sukai di kelas dan aku akan memberitahu padamu, oke?”
“Oh, oke. Ide yang bagus. Tolong lagi ya Maria. Maaf sudah merepotkanmu terlalu banyak”, Kata Tari sambil memohon maaf pada Maria
“Ah, tidak apa. Sudah menjadi tugasku untuk menolong teman yang kesusahan.”, jawab Maria tulus
“Trimakasih banyak Maria”, kata Tari sambil memeluk Maria
“Sama-sama Tar”, jawab Maria
Dan setelah itu mereka berpisah karena memang sudah jam pulang.
Pada malam harinya, Maria mengirim SMS pada Irman untuk menanyakan “Siapa siswi yang dia sukai di kelas?”. Dan tidak lama kemudian, Irman membalas SMSnya dan di dalam SMSnya terdapat 4 nama dan
“Salah satu di antaranya adalah Tari!”, Sahut Maria.
Esoknya, Maria segera memberi tahu Tari akan hal ini. Senang bercampur gugup di rasakan oleh Tari yang sejak semula sudah menyukai Irman.
“Tapi apa harus aku yang menyatakan rasa suka ku padanya ?”, pikir Tari dalam hati
Setelah pulang sekolah, Tari seperti biasa mengerjakan pekerjaan rutinnya sampai,
“Wah, SMS dari Irman. Apa yang dia mau katakana sama aku ya? Ah, aku tidak boleh terlalu “ke GeEran”.”, kata Tari pada dirinya sendiri
Isi SMSnya adalah :
“Hai Tari, Maaf mengganggu. Aku mengirim SMS ini karena aku ingin mengatakan sesuatu. Sebenarnya… Aku menyukaimu dan ingin kamu menjadi pacar aku. Apa kamu mau? Kalau tidak, tak apa-apa kok. Trims.”
SMS ini adalah SMS yang di nanti-nantikan oleh Tari, SMS yang membuat Tari sangat senang dan mengerti apa arti Cinta itu dan Taripun membalas,
“Hai juga Irman. Kau tahu, sebenarnya aku juga menyukaimu. Dan aku juga mau menjadi pacarmu. Trimakasih kembali”
Tari agak kesulitan menulis SMS itu karena dia juga agak malu dan gugup tapi akhirnya SMS itu selesai juga. Dan Tari sangat bahagia pada hari itu, Hari yang selalu dia akan ingat untuk selamanya. Dan bisa di bilang juga, Tari dan Irman sudah pacaran sejak saat itu.
Dan hal yang paling membahagiakan ke dua adalah beberapa minggu kemudian, saat ulang tahun Tari, Irman menyanyikan sebuah lagu bagi Tari dengan menggunakan sebuah gitar. Betapa spesialnya lagu itu bagi Tari dan Tari semakin mencintai Irman dan sebaliknya.
Namun cerita tak selamanya selalu bahagia. Irman dan Tari pada suatu kali bertengkar hebat dan tidak saling bicara. Mereka bertengkar karena tidak sependapat, Irman mau ini, sedang Tari mau itu. Tapi memang dalam suatu hubungan pasti ada perbedaan pendapat dan pertengkaran tapi itu biasa dan bahkan bersifat membangun. Hal itu terbukti setelah beberapa hari kemudian, Tari dan Irman kembali baikkan dan saling bicara lagi. Pertengkaran mereka tidak terjadi hanya sekali saja, dan kebanyakan di latarbelakangi oleh “perbedaan” dan “ketidak cocokan” antara mereka, tapi hubungan mereka baik-baik saja. Tapi ada sesuatu yang berubah pada Irman, dia sepertinya “cuek” dan tidak terlalu memperhatikan Tari setelah beberapa bulan mereka berpacaran. Karena ingin di perhatikan oleh orang yang dia cintai, Taripun bertanya pada Irman.
“Jadi, Kamu mau hubungan kita sampai disini saja? Aku lihat, kamu sudah tak memperhatikan aku lagi. Apa kamu bosan?”, tanya Tari pada Irman
“Tidak, tidak. Bukan maksudku membuatmu berkata seperti itu say. Aku hanya sibuk saja akhir-akhir ini. Aku minta maaf jika aku salah. Aku tidak bosan kok, dan aku tak ingin hubungan kita berakhir di sini, jadi aku betul-betul minta maaf”, jawab Irman
Lega akhirnya saat Tari mendengar hal itu dan Minggu-minggu berikutnya Irman kelihatan sudah kembali dekat dengan Tari, sampai sesuatu mengharuskan mereka untuk “vakum” sejenak dari hubungan mereka. Tidak di ketahui apa yang membuat mereka “mengistirahatkan” hubungan mereka sejenak tapi yang pasti, mereka tidak keberatan. Tari ma ncoba untuk bertahan di keadaan seperti ini. Dan hari –hari berlalu seperti biasa di sekolah dan di rumah, sampai hal buruk terjadi.
“Apa!? Irman menyatakan cinta pada salah seorang siswi di kelas kita!? Itu pasti bohong! Aku tak percaya”, sahut Tari sambil tidak percaya apa yang baru saja di katakan Maria padanya
“Aku juga tidak percaya Tar, aku hanya dengar-dengar saja dari siswa lain. Untuk itu aku kasih tahu kamu agar kamu bisa mengkonfirmasi berita ini pada Irman”, kata Maria sambil coba menenangkan Tari yang sudah terlanjur depresi
Tapi Tari yang depresi tidak mendengar kata-kata Maria lagi, Taripun berlari keluar sambil menangis, Maria mencoba mengejarnya dan menenangkannya. Untung saja hal itu tidak menjadi perhatian bagi siswa yang lain. Saat pulang sekolah Tari terus memikirkan hal buruk itu. Dirumahpun dia tidak tenang dan sangat merasa gelisah. Takut, marah, bingung,pusing, cemas semua menjadi satu dalam dirinya. Seolah-olah dunia sudah berakhir. Janji yang dia buat dengan Irman untuk tetap bersama dan berhubungan seolah hanya gurauan belaka. Begitu depresinya dia sampai-sampai dia kembali jatuh pingsan untuk yang ketiga kalinya, dan kali ini bukan karena kecapekannya tetapi karena gelisahnya itu. Tari kembali di bawa ke Rumah Sakit. Sakitnya kali ini parah. Rina mengalami suatu keadaan dimana sistem syaraf mengalami ganggauan dan mengganggu pernafasan serta pikirannya. Hal ini kemudian diketahui oleh Irman dan dia sangat merasa bersalah telah membuat Tari seperti itu. Irman yang panik, langsung pergi ke Rumah Sakit untuk menjenguk Tari.
“Permisi, Bisa kah saya bertanya, di ruang apa pasien bernama Ayu Nirmala Tari di rawat?”, tanya Irman pada seorang perawat sesampainya di Rumah Sakit.
“Oh sebentar, saya lihat dulu ya dik. Hmmm… Oh di ruang ICU. Dari sini Jalan lurus saja. Saat ada tangga adik naik dan ruang pertama adalah ruangannya.”, jawab suster itu.
“Trimakasih suster”, sahut Irman sambil berlari menuju tempat yang dikatakan suster.
Saat sampai, terlihat Ibu Tari sedang duduk di krsi di depan ruang tersebut.
“Selamat sore Tante. Bagaimana keadaan Tari?”, tanya Irman
“Eh, adik Irman. Tari ada di ruangannya. Kata dokter Tari mengalami kerusakan pada sistem syaraf karena emosi yang berlebihan. Apa adik tau siapa yang menyebabkannya Emosi?”, tanya Ibu Tari sambil mencoba menyembunyikan kesedihannya.
“Maaf tante, semua ini salah saya. Karena saya yang membuat Tari Emosi dan Depresi. Saya tidak tahu sebelumnya. Sekali lagi saya minta maaf tante. Saya…”,belum sempat Irman melanjutkan perkataannya, dokter keluar dari kamar Tari.
“Bagaimana keadaan Tari dok? Apa dia baik-baik saja?”, tanya Ibu Tari cemas
“Syukurlah Bu, Tari baik-baik saja. Dia sudah mengalami pemulihan, hanya saja masalah yang membuatnya begitu depresi harus di selesaikan Bu, agar tidak membuatnya Emosi lagi. Sekarang Tari sudah bias di temui”, sahut dokter.
“Adik Irman, silahkan masuk untuk menemui Tari. Tante rasa adiklah yang dapat menyelesaikan masalah itu. Tante sudah memaafkan dik Irman.”, kata Ibu Tari dengan lembut.
“Baik tante”,sahut Irman sambil masuk ke dalam ruangan Tari.
Saat masuk ke dalam, Irman melihat Tari yang masih lemas sudah sadar.
“Tar, aku ingin kamu tahu. Aku tidak pernah melakukan hal yang kamu dengar itu. Aku tidak pernah menyatakan cinta pada orang lain selain kamu. Yang sebenarnya adalah aku membantu temanku untuk menyatakan cintanya pada seorang siswi, bukan aku. Memang saat itu ada yang mendengar aku mengatakan kata-kata cinta, tapi itu aku buat untuk temanku yang namanya Ridwan. Aku akan selalu mencintai kamu. Walau orang lain berkata apa, percayalah sama aku. Maaf kalau selama ini aku cuek dan tidak mempedulikanmu. Maaf kalau aku selalu menyakiti kamu. Aku mengerti sekarang bahwa cinta sejati bukan Menyakiti, tapi mengobati. Jika kamu tidak mau memaafkanku, tak apa. Aku memang sudah keterlaluan. Yang pasti adalah, aku akan selalu mencintaimu.”, kata Irman lembut sambil mencoba untuk keluar dari ruangan
“Man, jangan keluar! Aku juga mau minta maaf, aku yang terlalu berlebihan dan tidak pernah mengerti kamu. Aku selalu egois. Aku juga mencintaimu, jadi tolong, Jangan pergi lagi…”, sahut Tari lemas
Irman yang mendengar hal itu sangat senang, begitu juga Tari. Seolah-olah beban yang selama ini di pikul dan rasa curiga yang selama ini menghantui hilang sudah. Mereka berduapun akhirnya baikkan dan walaupun mereka harus menghentikan hubungan mereka sementara, mereka tetap saling mencintai.
Jadi, menurut anda apa itu cinta?, Cinta mengobati, tidak menyakiti. Dan yang lebih penting adalah cinta itu pilihan. Ketika kita memutuskan untuk mencintai, kita telah memilih salah satu jalan hidup kita yang paling penting di dunia ini. Meski tersakiti, ketika kita memilih untuk mencintai, kita akan kuat. Segala sesuatunya pasti berakhir bahagia jika kita bertahan. Karena Tuhan melihat kesusahan kita, dan Dia akan membantu kita. Love is not a necessity, Love is a choise(Cinta bukan suatu keharusan, Cinta adalah pilihan)
Cerita diangkat dari kisah nyata
0 komentar:
Posting Komentar
Harap komentar yang sopan yah ^_^ kalo perlu sumbang puisi juga boleh ....